I.
Pendahuluan
Belajar merupakan proses perubahan
perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. perubahan Anak yang merasa ketakutan
ketika berjalan sendiri pada malam hari merupakan hasil dari belajar anak telah
belajar menghubungkan kegelapan dengan suatu keadaan yang menyeramkan. Reaksi
ini dapat diperoleh secara tidak sadar maupun secara sadar dan juga dapat
diperoleh dari hasil belajar.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan
dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan
masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada
beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. anah-ranah itu ialah ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai
makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk
yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi.
Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan
serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk
mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses
belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara
gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan.
II.
Tujuan pembelajaran.
III.
Metode Pembelajaran
1.
Penjelasan di kelas ( ceramah)
2.
Diskusi kelompok
IV.
Sub Tema
1.
Biografi Ivan Petrovich Pavlov
2.
Observasi Empiris
3.
Konsep teoritis Utama
4.
Perbandingan Pengkondisian klasik dan
instrumental
V.
Uraian materi
1.
Biografi Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai
sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi
direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan
memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya
tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Pada tahun 1883 ia
mendapat gelar Ph.D setelah mempertahankan thesisnya mengenai fungsi otot-otot
jantung. Kemudian selama dua tahun ia belejara di Leipzig dan Breslau. Pada
tahun 1890 ia menjadi profesor dalam farmakologi di Akademi Kedokteran Militer
di St. Petersburg dan direktur Departemen Ilmu Faal di Institut of Experimental
Medicine di St. Petersburg. Penemuan Pavlov sangat menentukan dalam sejarah
psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi (“conditional
reflex”). Dengan penemuaanya ini Pavlov meletakan dasar-dasar behaviorisme,
sekaligus meletakan dasar-dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses
belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Bahkan American
Psychological Association (APA) mengakui bahwa Pavlov adalah orang yang
terbesar pengaruhnya dalam psikologi modern di samping Freud.
Pada 1904, Ivan
P.Paplov memenangkan Hadiah Nobel di bidang Psikologi dan Kedokteran atas
karyanya mengenai pencernaan. Dalam penelitiannyaia menjalankan operasi yang
cukup rumit , membuka lambung seekor anjing melalui dinding perutnya. Ia
mengamati bahwa muncul kelenjar (sekresi) dalam
perut pertama-tama dipicu bukan karena adanya makanan yang memasuki
perut melainkan karena anjing tersebut
mengunyah atau melihat makanan, dan disini ia menacatat bagaimanasekresi
antisipatoris ini menunjukkan aspek paling menarik dari proses pencernaan.
Untuk mempelajari hal itu ia pun berfokus pada bagian lain dari pencernaan
anjing.
Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah
nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen
yang dilakukan oleh pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Ia meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Ivan Petrovich
Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori
pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya
hingga kini. Ia tidak pernah memiliki hambatan serius dalam sepanjang kariernya
meskipun terjadi kekacauan dalam revolusi rusia.
2.
Observasi Empiris.
2.1 Perkembangan
Refleks yang Dikondisikan
Pavlov,
dalam B.R Hergenhahn (2008) istilah pengondisian pavlovian dan pengkondisian
klasik adalah sama.
Dalam
eksperimennya, Pavlov mengguanakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan
antara conditioned stimuls (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned
response(CS), dan unconditioned response(UCR). CS adalah rangsangan yang mampu
mendatangkan respon yang dipelajari, sedangkan respon yang dipelajari itu sendiri disebut CR.
Adapun UCS berarti rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak dipelajari,
dan respon yang tidak dipelajari itu disebut UCR.
Anjing percobaan itu mula-mula
diikat sedemikian rupa dan pada salah satu kelenjar air liurnya diberi alat
penampung cairan yang dihubungkan dengan pipa kecil. Perlu diketahui bahwa
sebelum dilatih (dikenai eksperimen), secara alami anjing itu selalu
mengeluarkan air liur setiap kali mulutnya berisi makanan. Ketika bel
dibunyikan, secara alami pula anjng itu menunjukan reaksinya yang relevan,
yakni tidak mengeluarkan air liur.
Kemudian dilakukan eksperimen berupa
latihan pembiasaan mendengarkan bel (CS) bersama-sama dengan pemberian makanan
berupa serbuk daging (UCS) setelah latihan yang berulang-ulang ini selesai,
suara bel tadi (CS) diperdengarkan lagi tanpa dusertai makanan (UCS). Apa yang
terjadi ? ternyata anjing percobaan tadi mengeluarkan air liur juga (CR),
meskipun hanya mendengarkan suara bel (CS). Jadi,CS akan menghasilkan CR apabila CS dan UCS telah berkali-kali dihadirkan
bersama-sama.
Eksperimen pembiasaan klasik
Sebelum eksperimen
Pemberian makanan (UCS) air
liur keluar (CR)
Bunyi bel (CS) tidak ada respon
Eksperimen / Latihan
Bunyi bel (CS) pemberian makanan (UCS)
Setelah eksperimen
Bunyi bel (CS) air liur keluar (CR)
Berdasarkan eksperimen di
atas, semakin jelaslah bahwa belajar adalah perubahan yang ditandai dengan
adanya hubungan antara stimulus dengan respon. Kesimpulan yang dapat kita tarik
dari hasil eksperimen Pavlov adalah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu
disertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS) cepat atau lambat
akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki yang dalam
hal ini CR.
Berikut adalah
tahap-tahap eksperimen dan penjelasan
Gambar
pertama. Dimana anjing, bila
diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air
liur (UCR).
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak
merespon atau mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga.
Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah
makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing
akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar
keempat. Setelah perlakukan ini
dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS)
tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa
keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam
ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi
bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa
diberikan makanan. Karena pada awalnya anjing tidak merespon apapun ketika
mendengar bunyi bel.
2.2 Pelenyapan
Eksperimental
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus
berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah
hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk
menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan
extinction atau penghapusan
2.3 Generalisasi
conditioned
response ini juga dapat dikenakan pada kejadian lain, namun situasinya yang mirip. Inilah yang
dikenal dengan generalisasi stimulus
atau generalisas. Misal Misalnya, pemuda yang mencintai seorang gadis, dan
ia merasa bahagia jika bertemu dengan
gadis tersebut. Pada saat ia mengetahui bahwa
gadis yang dicintainya menyukai warna pink, maka ia akan merasa bahagia ketika menjumpai benda-benda apa saja yang
berwarna pink.
2.4 Diskriminasi
Lawan dari generalisasi adalah discrimination. Generalisasi merujuk
pada tadensi untuk merespon sejumlah stimuli yang terkait denganr espon yang
dipakai selama training. Diskriminasi di lain pihak mengacu pada tadensi untuk
merespon sederetan stimuli yang amat terbatas atau hanya stimuli yang digunakan
selama training saja.
3.
Konsep Teoritis Utama
3.1 Eksitasi
( kegairahan ) dan Hambatan
Menurut Pavlov, dua proses dasar yang mengatur semua
aktifitas sistem saraf sentral adalah excatation ( eksitasi ) dan inhibition (
hambatan). Pavlov dalam B.R Hergenhahn (2008) berspekulasi bahwa setiap
kejadian dilingkungan berhubungan dengan beberapa titik di otak dan
kejadian yang dialami, ia cenderung
menggairahkan atau menghambat aktivitas otak. Jadi,otak terus menerus
dirangsang atau dihambat tergantung apa yang dialami oleh organism. Pola eksitasi
dan hambatan yang menjadi karakteristik otak ini oleh Pavlov disebut dengan cortail
mosaic. Cortail mosaic pada satu momen akan menentukan bagaimana organism merespon
lingkungan. Setelah itu lingkungan ekternal atau internal berubah, mosaic kortail
akan berubah dan perilaku juga berubah.
3.2 Stereotip
Dinamis
Ketika kejadian terjadi secara konsisten dalam suatu
lingkungan, mereka akan memiliki representasi neurologis dan respon terhadap
mereka akan lebih mungkin terjadi akan lebih efisien. Jadi respon terhadap
lingkungan yang sudah dikenal akan semakin cepat dan otomatis. Ketika ini
terjadi dynamic stereotype. Secara garis besar, stereotip dinamis adalah mosaic
kortail yang menjadi stabil karena organism berada dalam lingkungan yang dapat
dipredeksi selama periode waktu tertentu.
3.3 Iradiasi
dan konsentrasi
Pavlov menggunakan istilah analyser. Suatu analyser terdiri
dari reseptor indrawi jalur sensoris dari reseptor ke otak dan area otak yang
diproyeksi oleh aktivitas sensoris. Informasi sensoris diproyeksikan kebeberapa
area otak akan menimbulkan eksitasi diarea itu. Iradiasi ekstansi dengan kata
lain eksitansi ini akan meluber ke area otak lain didekatnya. Pavlov
mengasumsikan bahwa eksitasi akan hilang karena jarak. Selain hipotesis bahwa
eksitasi meluber dan menyebar, kedaerah sekitarnya, Pavlov juga menunjukkan,
melalui generalisasi bahwa hambatan juga meluber.
Pavlov juga menemukan bahwa konsentrasi,sebuah proses yang
berlawanan dengan iradiasi,mengatur eksitas dan hambatan. Dia menegaskan bahwa
dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan dikonsentrasikan pada
area spesifik di otak. Proses iradisi ini dipakai untuk menjelaskan
generalisasi,sedangkan proses konsentrasi dipakai untuk menjelaskan
diskriminasi.
4.
Perbandingan Pengkondisian klasik dan
Instrumental
Jenis pengkondisian yang dipelajari Throndike kini dinamakan
pengkondisian instrumental karena respon yang diamati adalah amat penting (
bersifat instrumental ) untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (penguatan). Dalam
pengondisian instrumental setiap respon yang menghasilkan penguatan akan
diulang dan penguat adalah sesuatu yang diinginkan hewan
Pengkondisian klasik menimbulkan respon dari hewan, dan
pengondisian instrumental akan tergantung pada respon yang diberikan hewan. Pengkondisian
klasik dapat dikatakan bersifat tidak sukarela dan otomatis, pengkondisian
bersifat instrumental bersifat sukarela dan dikontrol hewan.
Fungsi penguatan juga berbeda untuk pengondisian klasik dan
instrumental. Untuk pengkondisian instrumental,penguatan dihadirkan kepada
hewan setelah respon dibuat. Untuk pengkondisian klasik, penguat (US) disajikan
untuk menimbulkan respon.
Daftar pustaka
B.R Hergenhahn&Matthew,
Theories Of Learning, Jakarta : Kencana, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar