Sabtu, 04 Mei 2013

teori belajar Pavlov


I.                 Pendahuluan

Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. perubahan Anak yang merasa ketakutan ketika berjalan sendiri pada malam hari merupakan hasil dari belajar anak telah belajar menghubungkan kegelapan dengan suatu keadaan yang menyeramkan. Reaksi ini dapat diperoleh secara tidak sadar maupun secara sadar dan juga dapat diperoleh dari hasil belajar.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian. anah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan.
II.               Tujuan pembelajaran.

III.              Metode Pembelajaran

1.      Penjelasan di kelas ( ceramah)
2.      Diskusi kelompok

IV.             Sub Tema

1.      Biografi Ivan Petrovich Pavlov
2.      Observasi Empiris
3.      Konsep teoritis Utama
4.      Perbandingan Pengkondisian klasik dan instrumental

V.               Uraian materi
1.      Biografi Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Pada tahun 1883 ia mendapat gelar Ph.D setelah mempertahankan thesisnya mengenai fungsi otot-otot jantung. Kemudian selama dua tahun ia belejara di Leipzig dan Breslau. Pada tahun 1890 ia menjadi profesor dalam farmakologi di Akademi Kedokteran Militer di St. Petersburg dan direktur Departemen Ilmu Faal di Institut of Experimental Medicine di St. Petersburg. Penemuan Pavlov sangat menentukan dalam sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi (“conditional reflex”). Dengan penemuaanya ini Pavlov meletakan dasar-dasar behaviorisme, sekaligus meletakan dasar-dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Bahkan American Psychological Association (APA) mengakui bahwa Pavlov adalah orang yang terbesar pengaruhnya dalam psikologi modern di samping Freud.
Pada 1904, Ivan P.Paplov memenangkan Hadiah Nobel di bidang Psikologi dan Kedokteran atas karyanya mengenai pencernaan. Dalam penelitiannyaia menjalankan operasi yang cukup rumit , membuka lambung seekor anjing melalui dinding perutnya. Ia mengamati bahwa muncul kelenjar (sekresi) dalam  perut pertama-tama dipicu bukan karena adanya makanan yang memasuki perut melainkan karena anjing tersebut  mengunyah atau melihat makanan, dan disini ia menacatat bagaimanasekresi antisipatoris ini menunjukkan aspek paling menarik dari proses pencernaan. Untuk mempelajari hal itu ia pun berfokus pada bagian lain dari pencernaan anjing.
Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang dilakukan oleh pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Ia meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Ia tidak pernah memiliki hambatan serius dalam sepanjang kariernya meskipun terjadi kekacauan dalam revolusi rusia.

2.      Observasi Empiris.
2.1  Perkembangan Refleks yang Dikondisikan

               Pavlov, dalam B.R Hergenhahn (2008) istilah pengondisian pavlovian dan pengkondisian klasik adalah sama.
Dalam eksperimennya, Pavlov mengguanakan anjing untuk mengetahui hubungan-hubungan antara conditioned stimuls (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned response(CS), dan unconditioned response(UCR). CS adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari, sedangkan respon  yang dipelajari itu sendiri disebut CR. Adapun UCS berarti rangsangan yang menimbulkan respon yang tidak dipelajari, dan respon yang tidak dipelajari itu disebut UCR.
            Anjing percobaan itu mula-mula diikat sedemikian rupa dan pada salah satu kelenjar air liurnya diberi alat penampung cairan yang dihubungkan dengan pipa kecil. Perlu diketahui bahwa sebelum dilatih (dikenai eksperimen), secara alami anjing itu selalu mengeluarkan air liur setiap kali mulutnya berisi makanan. Ketika bel dibunyikan, secara alami pula anjng itu menunjukan reaksinya yang relevan, yakni tidak mengeluarkan air liur.
            Kemudian dilakukan eksperimen berupa latihan pembiasaan mendengarkan bel (CS) bersama-sama dengan pemberian makanan berupa serbuk daging (UCS) setelah latihan yang berulang-ulang ini selesai, suara bel tadi (CS) diperdengarkan lagi tanpa dusertai makanan (UCS). Apa yang terjadi ? ternyata anjing percobaan tadi mengeluarkan air liur juga (CR), meskipun hanya mendengarkan suara bel (CS). Jadi,CS akan menghasilkan CR apabila CS dan UCS telah berkali-kali dihadirkan bersama-sama.
Eksperimen pembiasaan klasik
Sebelum eksperimen
Pemberian makanan (UCS)                   air liur keluar (CR)
Bunyi bel                   (CS)                    tidak ada respon
Eksperimen / Latihan
Bunyi bel                (CS)                       pemberian makanan (UCS)
Setelah eksperimen
Bunyi bel                (CS)                       air liur keluar (CR)
Berdasarkan eksperimen di atas, semakin jelaslah bahwa belajar adalah perubahan yang ditandai dengan adanya hubungan antara stimulus dengan respon. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari hasil eksperimen Pavlov adalah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS) cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki yang dalam hal ini CR.



Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan
Gambar pertama. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga. Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar keempat. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena pada awalnya anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.

2.2  Pelenyapan Eksperimental

            Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction  atau penghapusan

2.3   Generalisasi
               conditioned response ini juga dapat dikenakan pada kejadian lain,  namun situasinya yang mirip. Inilah yang dikenal dengan generalisasi  stimulus atau generalisas. Misal Misalnya, pemuda yang mencintai seorang gadis, dan ia  merasa bahagia jika bertemu dengan gadis tersebut. Pada saat ia mengetahui  bahwa gadis yang dicintainya menyukai warna pink, maka ia akan merasa bahagia  ketika menjumpai benda-benda apa saja yang berwarna pink.
2.4  Diskriminasi
Lawan dari generalisasi adalah discrimination. Generalisasi merujuk pada tadensi untuk merespon sejumlah stimuli yang terkait denganr espon yang dipakai selama training. Diskriminasi di lain pihak mengacu pada tadensi untuk merespon sederetan stimuli yang amat terbatas atau hanya stimuli yang digunakan selama training saja.
3.      Konsep Teoritis Utama
3.1  Eksitasi ( kegairahan ) dan Hambatan

Menurut Pavlov, dua proses dasar yang mengatur semua aktifitas sistem saraf sentral adalah excatation ( eksitasi ) dan inhibition ( hambatan). Pavlov dalam B.R Hergenhahn (2008) berspekulasi bahwa setiap kejadian dilingkungan berhubungan dengan beberapa titik di otak dan kejadian  yang dialami, ia cenderung menggairahkan atau menghambat aktivitas otak. Jadi,otak terus menerus dirangsang atau dihambat tergantung apa yang dialami oleh organism. Pola eksitasi dan hambatan yang menjadi karakteristik otak ini oleh Pavlov disebut dengan cortail mosaic. Cortail mosaic pada satu momen akan menentukan bagaimana organism merespon lingkungan. Setelah itu lingkungan ekternal atau internal berubah, mosaic kortail akan berubah dan perilaku juga berubah.
3.2  Stereotip Dinamis
Ketika kejadian terjadi secara konsisten dalam suatu lingkungan, mereka akan memiliki representasi neurologis dan respon terhadap mereka akan lebih mungkin terjadi akan lebih efisien. Jadi respon terhadap lingkungan yang sudah dikenal akan semakin cepat dan otomatis. Ketika ini terjadi dynamic stereotype. Secara garis besar, stereotip dinamis adalah mosaic kortail yang menjadi stabil karena organism berada dalam lingkungan yang dapat dipredeksi selama periode waktu tertentu.
3.3  Iradiasi dan konsentrasi
Pavlov menggunakan istilah analyser. Suatu analyser terdiri dari reseptor indrawi jalur sensoris dari reseptor ke otak dan area otak yang diproyeksi oleh aktivitas sensoris. Informasi sensoris diproyeksikan kebeberapa area otak akan menimbulkan eksitasi diarea itu. Iradiasi ekstansi dengan kata lain eksitansi ini akan meluber ke area otak lain didekatnya. Pavlov mengasumsikan bahwa eksitasi akan hilang karena jarak. Selain hipotesis bahwa eksitasi meluber dan menyebar, kedaerah sekitarnya, Pavlov juga menunjukkan, melalui generalisasi bahwa hambatan juga meluber.
Pavlov juga menemukan bahwa konsentrasi,sebuah proses yang berlawanan dengan iradiasi,mengatur eksitas dan hambatan. Dia menegaskan bahwa dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan dikonsentrasikan pada area spesifik di otak. Proses iradisi ini dipakai untuk menjelaskan generalisasi,sedangkan proses konsentrasi dipakai untuk menjelaskan diskriminasi.

4.       Perbandingan Pengkondisian klasik dan Instrumental
Jenis pengkondisian yang dipelajari Throndike kini dinamakan pengkondisian instrumental karena respon yang diamati adalah amat penting ( bersifat instrumental ) untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (penguatan). Dalam pengondisian instrumental setiap respon yang menghasilkan penguatan akan diulang dan penguat adalah sesuatu yang diinginkan hewan
Pengkondisian klasik menimbulkan respon dari hewan, dan pengondisian instrumental akan tergantung pada respon yang diberikan hewan. Pengkondisian klasik dapat dikatakan bersifat tidak sukarela dan otomatis, pengkondisian bersifat instrumental bersifat sukarela dan dikontrol hewan.
Fungsi penguatan juga berbeda untuk pengondisian klasik dan instrumental. Untuk pengkondisian instrumental,penguatan dihadirkan kepada hewan setelah respon dibuat. Untuk pengkondisian klasik, penguat (US) disajikan untuk menimbulkan respon.

Daftar pustaka
B.R Hergenhahn&Matthew, Theories Of Learning, Jakarta : Kencana, 2008.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar